Qiamulail Sebagai Bateri


Assalamualaikum w.b.t. Bercakap mengenai ibnu Harakah ini atau ahli gerakan Islam ini,kita tidak akan dapat lari dalam menyebut sekali perkataan SIBUK.Ya,SIBUK.Setiap daripada kita yang terlibat dengan gerakan Islam pasti akan sentiasa kesibukan.Kesibukan dengan tugas-tugas dakwah yang tiada penghujungnya. Inilah hakikat akan dunia dakwah.Tugas dakwah tidak akan berakhir sahabat-sahabat,tapi,ganjarannya,sangatlah lumayan.Melebihi apa yang ada di dunia ini.Yaitu tempat yang kekal selamanya,tiada kefanaan,iaitu Jannah(syurga).

Tetapi malangnya sahabat sekalian,apabila kita diasak dengan kesibukan kerja-kerja dakwah yang kita katakan 'lillahitaala',sering kali kita lupa mengenai hubungan kita dengan 'bos' yang kita sungguh sibuk bekerja untuknya.Ya,pelik bukan.Kita bekerja dengan bersungguh-sungguh dan sanggup berkorban masa dan apa saja untuk kerja yang kita lakukan untuk 'bos' kita tu,tapi,pada masa yang sama kita melupakannya!..Pelikkan?Inilah realitinya...seringkali kita lupa mengenai hubungan kita dgn Khaliq kita,tetapi kita bekerja bersungguh-sungguh untuknya..Sering kali kita mengabaikan 'habluminallah' kita.

Apabila kita terlalu sibuk untuk kerja-kerja dakwah,maka ibadah khusus kita dgn Allah S.W.T pun makin kurang.Solat pun tidak lagi diawal waktu,Al-Quran hannya dibaca seminggu sekali,Qiamullai apatah lagi.Sebab itu seringkali kita melihat ibnu Harakah yang kecundang di jalan dakwah.Ada yang 'Futur'(lemah) malah ada yang menarik diri dari jalan dakwah.persoalannya,MENGAPA?

Jawapannya adalah kerana 'bateri' kita telah habis.Ya,bateri.Bateri yang dimaksudkan ialah kekuatan dalaman yang ada pada setiap pejuang Islam itu sendiri.apabila kita sudah tidak mempunyai kekuatan dalaman untuk membuat kerja-kerja dakwah untuk Islam lagi,maka secara automatiknya,semangat kita akan luntuk dan paradigma kita terhadap hidup dan perjuangan pun mula berubah.Daripada paradigma berpaksikan akhirat kepada paradigma berpaksikan dunia.Maka,apabila itu berlaku,kita tidak lagi memandang indah kerja-kerja dakwah yang kita lakukan ini.Maka dengan sendirinya,kita akan makin 'hilang' dari jalan dakwah itu sendiri.

Maka salah satu cara penyelesaiannya ialah dengan memperkasakan qiamullail tu sendiri.Qiamullail(Bangun malam) mampu menjana kekuatan dalaman seorang pejuang Islam.Qiamullail, yg mana Allah S.W.T telah mewajibkan kepada Rasulullah S.A.W dan para sahabat pada waktu awal perkembangan Islam untuk qiamullail beribadat pada Allah S.W.T selama 1 TAHUN.Ya 1 TAHUN untuk tiap-tiap malam untuk beribadah pada Allah S.W.T.Nampak memeritkan sahabat-sahabat,tetapi demi Islam dan keimanan mereka pada Allah S.W.T, mereka sanggup melakukannya dan hasilnya sangat hebat.Kesan dari Qiamullail yang istiqamah selama satu tahun itu,Rasulullah dan para sahabat dapat menahan segala mehnah,ujian dan cabaran dalam memperjuangkan Islam selama 23 tahun riwayat perjuangan Rasulullah S.A.W.Kekuatan dalaman dan keimanan mereka begitu tinggi hingga walaupun diseksa dengan pelbagai seksa yang menggerikan,diuji malah ada yang terkorban sepanjang ujian tersebut,mereka tetap teguh memperjuangkan Islam walau apapun onak dan duri yang melanda.Sungguh tinggi Iman dan Kekuatan dalaman mereka.

Jadi sahabat-sahabat sekalian,untuk meningkatkan keimanan dan menjana kekuatan dalaman kita sebagai ibnu harakah,hendaklah kita selalu menjaga hubungan kita dengan Allah S.W.T.Salah satu caranya ialah dengan qiamullail selalu.Semoga dengan ini,kita akan sentiasa istiqamah dalam memperjuangkan Islam demi cinta kita pada-Nya....wallahua'lam

Solat Subuh, Antara Ujian Terberat

Makna Ujian

Ungkapan lidah sering tak sesuai dengan keyakinan hati, Dan beribu ucapan tidak sesuai dengan amal perbuatan. Mukmin yang benar dan jujur adalah yang sesuai antara perkataan dengan perbuatannya. Sedangkan orang munafik, secara lahiriah kelihatan bagus Dan bersih, namun hatinya keras bagaikan batu, bahkan lebih keras lagi.

Allah swt. Maha Mengetahui apa yang terlintas dalam hati manusia. Mengetahui Mata yang tidak jujur Dan segala yang tersembunyi dalam dada. Mengetahui yang munafik dari yang mukmin, serta mengetahui yang dusta dari yang jujur.

Namun, atas kehendak-Nya, Dia berhak memberikan ujian-ujian tertentu, untuk mengetahui rahsia hati yang tersembunyi dalam setiap jiwa; serta menunjukkan siapa yang hanya berbicara tanpa melaksanakan apa yang ia katakan; atau menyakini sesuatu, tapi tidak merealisasikannya.

Tujuan ditampakkannya rahsia hati itu kerana Allah swt. Ingin menegakkan hujah (alasan) atas manusia, agar di Hari kiamat nanti tidak Ada seorang pun yang merasa dizalimi Dan teraniaya. Mereka diberi ujian, akan tetapi sebagian besar gagal dalam ujian tersebut. Lebih dari itu, melalui ujian, Allah swt. Ingin membersihkan barisan orang-orang mukmin dari orang-orang munafik. Sebab, bercampurnya orang mukmin dengan orang munafik akan melemahkan barisan, menyebabkan kegoncangan, Dan mengakibatkan kekalahan serta kehancuran.

Ujian merupakan sunnah ilahiyah Dan sebagai standard bagi semua manusia tanpa kecuali, yang berlaku sejak Adam a.s. Diciptakan hingga Hari kiamat kelak.

Allah swt. Berfirman dalam kitab-Nya:
Alif lam mim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: " Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar Dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS.Al-Ankabut [29]: 1-3).

Ujian dari Allah swt. Tidak sedikit jumlahnya, Dan berlaku terus-menerus sejak manusia mendapat beban syariat, sampai tibanya kematian. Jihad fisabilillah merupakan ujian, bahkan sebagai ujian yang sangat berat. Namun, bukan mustahil dilakukan karena orang-orang mukmin bisa Lulus dalam ujian itu. Sedangkan orang-orang munafik, tidak akan Lulus. Infak di jalan Allah swt. Adalah ujian. Ujian ini sulit, tetapi bukan sesuatu yang mustahil.

Orang mukmin mampu melaksanakannya, sementara orang munafik tidak akan mampu. Begitu pula, bersikap baik terhadap sesama manusia juga ujian; menahan amarah juga ujian; redha dengan hukum Allah swt. Juga ujian; berbuat baik kepada orang tua pun ujian, Dan seterusnya.

Ujian memiliki variasi tingkat kesulitan. Seorang mukmin harus Lulus dalam semua ujian itu untuk membuktikan kebenaran imannya, Dan untuk menyelaraskan antara lisan Dan hatinya.


Solat Subuh, Ujian Terberat

Inilah ujian yang sesungguhnya. Ujian yang sangat sulit, namun bukan satu hal yang mustahil. Nilai tertinggi dalam ujian ini ­bagi seorang laki-laki­ adalah solat Subuh secara rutin berjemaah di masjid. Sedangkan bagi wanita, solat Subuh tepat pada waktunya di rumah. Setiap orang dianggap gagal dalam ujian penting ini, manakala mereka solat tidak tepat waktu, sesuai yang telah ditetapkan Allah swt.

Sikap manusia dalam menunaikan solat fardhu cukup beragam. Ada yang mengerjakan sebahagian solatnya di masjid, namun meninggalkan sebahagian yang lain. Ada pula yang melaksanakan solat sebelum habis waktunya, namun dikerjakan di rumah.

Dan, Ada pula sebahagian orang yang mengerjakan salat ketika hampir habis batas waktunya (dengan tergesa-gesa). Yang terbaik di antara mereka adalah yang mengerjakan solat fardhu secara berjemaah di mushala/masjid pada awal waktu.

Rasulullah saw. Telah membuat klasifikasi yang dijadikan sebagai tolok ukur untuk membezakan antara orang mukmin dengan orang munafik. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., IA berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda:

" Sesungguhnya solat yang paling berat bagi orang munafik adalah solat Isya' Dan solat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak".
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Apabila Rasulullah saw. meragukan keimanan seseorang, beliau akan menelitinya pada ketika solat Subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang tadi salat Subuh (di masjid), maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati.

Di sebalik pelaksanaan dua rakaat di ambang fajar ini, tersimpan rahsia yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirujuk, bersumber dari pelaksanaan salat Subuh yang diringan-ringankan. Itulah sebabnya, para sahabat Rasulullah saw. sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu.

Pernah suatu hari, mereka terlambat salat Subuh dalam penaklulkan benteng Tastar. 'Kejadian' ini membuat seorang sahabat, Anas bin Malik selalu menangis bila mengingatnya. Yang menarik, ternyata Subuh juga menjadi waktu peralihan dari era jahiliyah menuju era tauhid. Kaum 'Ad, Tsamud, dan kaum penderhaka lainnya, dilibas azab Allah swt. pada waktu Subuh.

Seorang penguasa Yahudi pernah menyatakan bahawa mereka tidak takut dengan orang Islam, kecuali pada satu hal, yaitu bila jumlah jemaah solat Subuh mencapai jumlah jemaah solat Jumaat. Memang, tanpa solat Subuh, umat Islam tidak lagi berwibawa. Tak selayaknya kaum muslimin mengharapkan kemuliaan, kehormatan, dan kejayaan, bila mereka tidak memperhatikan solat ini.

Bagaimana orang-orang muslim tidur di waktu Subuh, lalu dia berdoa pada waktu Dhuha atau waktu Zhuhur atau waktu petang hari (Asar), memohon kemenangan, keteguhan dan kejayaan di muka bumi. Bagaimana mungkin?

Sesungguhnya agama ini tidak akan mendapatkan kemenangan, kecuali telah terpenuhi semua syarat-syaratnya. Yaitu dengan melaksanakan ibadah, konsekuen dengan akidah, berakhlak mulia, mengikuti ajaran-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, dan tidak sedikit pun meninggalkannya, baik yang ringan apalagi yang sangat penting.

Subhanallah! Allah swt. akan mengubah apa yang terjadi di muka bumi ini dari kegelapan menjadi keadilan, dari kerusakan menuju kebaikan. Semua itu terjadi pada waktu yang mulia, ialah waktu Subuh. Berhati-hatilah, jangan sampai tertidur pada saat yang mulia ini.

Allah swt akan memberikan jaminan kepada orang yang menjaga solat Subuhnya, yaitu dibebaskan dari siksa neraka jahanam. Diriwayatkan dari Ammarah bin Ruwainah r.a., ia berkata:

Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidak akan masuk neraka, orang yang solat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari." (HR. Muslim).

Solat Subuh merupakan hadiah dari Allah swt., tidak diberikan, kecuali kepada orang-orang yang taat lagi bertaubat. Hati yang diisi dengan cinta kemaksiatan, bagaimana mungkin akan bangun untuk solat Subuh? Hati yang tertutup dosa, bagaimana mungkin akan terpengaruh oleh hadith-hadith yang berbicara tentang keutamaan solat Subuh?

Orang munafik tidak mengetahui kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh berjemaah di masjid. Sekiranya mereka mengetahui kebaikan yang ada di dalamnya, niscaya mereka akan pergi ke masjid, bagaimanapun keadaannya, seperti sabda Rasulullah saw.: " Maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak."

Cuba kita bayangkan ketika ada seorang laki-laki yang tidak mampu berjalan, tidak ada orang yang membantu memapahnya. Dalam keadaan yang sedemikian rupa, ia bersikap keras mendatangi masjid dengan merangkak dan merayap di atas tanah untuk mendapatkan kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh berjamaah

Sekiranya kita saksikan ada orang yang meninggalkan salat Subuh berjamaah di masjid (dengan sengaja), maka kita akan mengetahui betapa besar musibah yang telah menimpanya.

Tulisan ini bukan untuk menuduh orang-orang yang tidak menegakkan solat Subuh di masjid dengan sebutan munafik. Allah swt Maha Tahu akan keadaan setiap muslim. Namun, sebaiknya hal ini dapat dijadikan sebagai bahan pembaiki bagi setiap individu (kita), orang-orang yang kita cintai, anak-anak, serta sahabat-sahabat kita. Sudahkah kita salat Subuh berjamaah di masjid/musalla secara istiqamah?

Jika seseorang meninggalkan solat Subuh dengan sengaja, maka kesengajaan tersebut adalah bukti nyata dari sifat kemunafikan. Barang siapa yang pada dirinya terdapat sifat ini, maka segeralah bermuhasabah dan bertaubat. Mengapa? Karena dikhuatiri akhir hayat yang buruk (su'ul khatimah) akan menimpanya. Nauzubillah minzalik!

Sumber :
Misteri Salat Subuh (Menyingkap 1001 Hikmah Salat Subuh Bagi Pribadi dan Masyarakat). Dr. Raghib As-Sirjani. Penerbit Aqwam Jembatan Ilmu.

Contohi Zulqarnain Sebagai Pemimpin

Zulqarnain di dalam al-Quran mengikut para ulama bukan Iskandar al-Maqduni atau Alexander The Great yang pernah kita baca dalam buku sejarah itu. Alexander itu adalah penakluk yang tidak beriman. Mereka berdua mungkin sama dari sudut kepintaran menakluk, tetapi iman memisahkan mereka.

Menurut al-Quran Zulqarnain sampai ke penghujung timur dan barat bumi. Beliau menemui pelbagai watak manusia. Dia melakukan kebaikan kepada mereka dan mengajak mereka beriman kepada Allah.

Kemuncak pengambaraan Zulqarnain ialah apabila dia sampai ke daerah yang terletak di antara dua bukit. Daerah itu sering diserang oleh Ya’juj dan Ma’juj, daripada keturunan Adam yang mengganas tanpa batasan.

Siapakah Ya’juj dan Ma’juj? Kaum yang tinggal di daerah itu bersedia mengupah Zulqarnain untuk membina tembok pemisah antara mereka dan Ya’juj dan Ma’juj. Zulqarnain menolak upah itu dan bersedia bekerjasama dengan mereka untuk melakukannya.

Bagaimama Zulqarnain bekerja? Ini yang penting dan sepatutnya diteladani.

1. Zulqarnain berkepakaran tinggi – Dia bukan pemimpin biasa tetapi seorang yang berilmu. Dia menguasai ilmu dakwah, ilmu perang, ilmu seni kepimpinan termasuk ilmu binaan. Dia membina tembok pemisah dengan sangat teguh sehingga tidak mampu dipanjat dan ditebuk. Semua kepakarannya dimanfaatkan di tempat yang sebenar. Dia berlemah-lembut dengan sasaran dakwahnya, bertegas dengan penentangnya dan bekerjasama dengan mereka yang sedia bekerjasama. Dengan lembut ada tegas, dalam tegas ada bijaksana.

2. Bijak memanfaatkan kebolehan orang lain – Biar pun Zulqarnain berupaya membina tembok itu dengan kekuatan tentera yang dimilikinya, namun dia tidak berhidung tinggi. Dia menghargai kebolehan penduduk setempat dengan memohon kerjasama mereka dalam bidang yang mereka berkebolehan. Beliau meminta mereka mendapatkan kepingan besi, menimbunnya setinggi bukit, meniup kepingan besi sehingga panas membara, mendapatkan tembaga cair dan menuangkan tembaga itu di atas timbunan besi berkenaan. Penduduk setempat tidak merasai tembok itu sumbangan Zulqarnain sepenuhnya, tetapi merasai itu hak mereka juga kerana mereka turut menyumbang dalam pembinaannya.

3. Sedar mengenai kedudukan diri sendiri – Selesai pembinaan tembok, Zulqarnain menyifatkan kejayaannya itu sebagai rahmat dari Tuhan. Tembok itu terbina dengan kehendak Tuhan dan bakal ranap dengan kehendak Tuhan juga. Beliau tidak merasa dirinya serba hebat, serba tahu dan serba sempurna. Penyandaran urusan hidup kepada Tuhan pada permulaan dan penghujungnya, membentuk jiwa mereka yang berkuasa agar sedar akan amanah kekuasaan yang dimilikinya. Sebesar mana pun kuasa, setinggi mana pun jawatan, sekuat mana pun pengaruh, sampai masa ranap jua.

4. Sentiasa mendapat pertolongan Allah – Zulqarnain sentiasa dipermudahkan oleh Tuhan dalam semua urusannya. Jalan sentiasa terbuka dan terbentang. Dia boleh sampai kemana-mana dengan bantuan angin. Tuhan memudahkan urusannya sebab itu kehendak Tuhan untuknya. Beliau pula memanfaatkan semua kemudahan itu untuk meninggikan kalimah Tuhan. Dia tidak mengambil kesempatan kemudahan anuherah Tuhan itu untuk kepentingan dirinya. Beliau sedar, sehebat mana pun dirinya, semua itu anugerah Tuhan jua.

Paling penting, mengapa Zulqarnain dirakamkan oleh Allah di dalam al-Quran. Beliau bukan nabi dan rasul. Namun, kisah beliau disebut dengan panjang lebar oleh Tuhan di dalam kitabnya. Kisahnya bakal dibaca oleh manusia sampai kiamat.

Di sana ada ribuan nabi, namun nama mereka tidak tersebut pun di dalam al-Quran. Di sana ada puluhan rasul, nama mereka tersebut tetapi tidak diceritakan dengan panjang seperti Tuhan memperihalkan Zulqarnain?

Adakah beliau lebih mulia daripada nabi dan rasul? Tidak, para nabi dan rasul lebih mulia daripadanya. Kalau begitu, mengapa begitu? Inilah model pemimpin yang dikehendaki oleh Allah untuk dicontohi, pemimpin di peringkat mana pun. Pemimpin mesti berilmu, bijak memanfaatkan kebolehan orang lain walau pun orang yang paling lekeh, sedar akan letak duduk diri sendiri dan sentiasa berusaha untuk melayakkan diri mendapat pertolongan Allah.

Sekurang-kurangnya kita semua adalah pemimpin kepada diri sendiri atau keluarga kita. Contohilah Zulqarnain, apatah lagi kalau kita adalah pemimpin sebuah JAMAAH ISLAM.

Menteri Besar Kelantan, Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat

 
powered by Blogger